Gambar Sampul Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Kemiskinan
Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Kemiskinan
Indrawati KTSP

23/08/2021 08:57:18

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman
Pada pembelajaran sebelumnya Anda sudah belajar mengenai komponen kesastraan dalam teks drama. Anda tentu masih ingat, bukan? Karena itu, Anda tentu akan mampu mengidentifikasi komponen kesastraan dalam teks drama. Berikut ini disajikan teks drama untuk Anda identifikasi komponen kesastraannya.Namun, sebelumnya peragakanlah oleh beberapa orang di depankelas.Seperti sudah dibicarakan pada pembelajaran sebelumnya bahwa ketika menikmati pementasan drama kita dapat bersikap kritis dengan memberikan komentar/tanggapan dan penilaian-penilaian, baik itu terhadap teknik vokal dan penghayatan para pemainnya, tata busana, tata panggung, dan unsur-unsur pementasan lainnya.8BABKEMISKINANA. Mengidentifikasi Komponen Kesastraan dalam Teks DramaTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan mengidentikasi komponen kesastraan dalam teks drama.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat menceritakan isi drama, membahas unsur-unsur drama (tema, penokohan, konflik, dialog), dan membahas kekhasan (bentuk pementasan, dialog/dialek, kostum, adat, alur, dan lain-lain).Gambar: Drama.hlasrinkosgorobogor.files.wordpress.com
130Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program BahasaBaca dan pahamilah naskah drama di bawah ini!Orang Asing(Drama Satu Babak)Judul Asli : LithuaniaKarya : Rupert Brook Saduran : D. DjajakusumaInterior sebuah rumah kampung di daerah Bumiayu; sebuah meja di tengah. Di sebelah kiri meja menghadap ke samping, duduk orang asing sedang menghabiskan makannya. Gadis duduk di depan dapur membelakangi publik, sebentar-sebentar menengok ke arah orang asing. Ibu mondar-mandir membawa piring-piring makanan. Sebuah lampu ada di atas meja.Pelaku1. Orang asing kira-kira berumur 27 tahun, pakaiannya mahal dan bersih.2. Ibu, kira-kira berumur 45 tahun, tingginya sedang, agak bungkuk karena bekerja keras.3. Gadis, menginjak dewasa, badannya kuat.Orang asing : (mendorong kursinya ke belakang dan menghabiskan minumannya) ”Enak, enak sekali. Sungguh aku rasa, baiklah aku mengaso sekarang. Aku capek sekali habis jalan kaki lewat hutan-hutan itu. Alhamdulillah, aku mujur sekali menemukan rumah ini.”Ibu : “Jika Ndoro mau menunggu sebentar, suami saya segera datang dari ladang.”Orang asing : (berdiri) “Apakah tidak takut sendiri di rumah terpencil ini, hanya dua perempuan, malam-malam seperti ini ....”Ibu : Apa yang akan kami takutkan? Apa yang akan dirampok dari kami. Dan siapalah yang mau dengan saya? Sinah akan menghajar mereka. Ia lebih kuat dari kebanyakan lelaki.”Orang asing : (membungkuk dengan perasaan tidak enak) “Anak ibu tegap badannya”Ibu : “Dia kuat. Dia harus bekerja di ladang dengan ayahnya.”Orang asing : “Ah, saya kira berat, untuk mengurus segalanya hanya dengan seorang lelaki dalam keluarga atau ... (jelas) Ibu punya anak laki-laki tentunya (menyindir)Ibu : “Tidak, dulu ada seorang. Ia minggat waktu berumur tiga belas tahun.”Orang asing : (dengan tertawa kecil, sopan agak gugup) “Sayang. Aku sangka wanita ingin ada orang yang akan melindunginya. Dan kini sebagai seorang ibu, Ibu tentunya akan menerima kembali anak itu bila ia pulang ke rumah untuk menolong Ibu di hari tua?”Ibu : “(ragu-ragu) Ah, saya tidak tahu ....”Gadis : “Ia tenggelam.” (jengkel)Orang asing : “O, maaf. Tapi suami ibu selalu tinggalkan Ibu seorang diri....”Terdengar suara Bapak dari jarak agak jauhIbu : Itu, dia. Biar saya songsong, silakan Ndoro tunggu sebentar. Sebaiknya Ndoro bertemu dia sebelum pergi tidur.” (Ibu keluar)Orang asing : (jalan agak kaku mendekati gadis) “Aku kira seorang gadis muda dan manis seperti kau kadang-kadang tentumerasa jemu hidup bekerja terus-menerus di tempat seram seperti ini ... meski indah sekalipun ...”Gadis : (setengah pada diri sendiri) “Saya punya kegembiraan sendiri.”Orang asing : “Enak di kota besar. Jalan-jalan terang benderang dan sibuk. Darahmu akan mengalir lebih cepat. Sayang sekali kau tak akan tahu. Tak sadarkah, kau hanya akan jadi kasar
131Bab 8 Kemiskinandan tua di sini. Tiap hari akan makin kaku dan bodoh, kerja-kerja, kerja, kemudian kau akan seperti ibumu yang akhirnya kerdil dan jelek kemudian mati. Nah, apa katamu (tertawa sedikit, histeris) bila mendadak datang seorang sdatria (melihat kepada gadis) dan berjanji akan membawa kau ke kota besar dan memperlihatkan segala sesuatu kepadamu ... membelikan pakaian dan perhiasan ... dan memberikan padamu segala yang terbaik, seperti seorang putri ....”Gadis : (berdiri cepat dan berjalan menuju orang asing agak pincang) “Aklu pincang, digigit anjing. Ndoro ingin lihat? (Dia angkat kainnya dan menunjukkan tempat di bawah lutut.) Apakah kaki seorang putri seperti ini? Lihat bekas ini (memperlihatkan tangannya). Gara-gara sebuah paku besar.” (Lutut kiri orang asing dipijat dengan tangannya dan menengok ke atas, senyum sedikit) (Orang asing teriak sedikit dan melangkah agak kaget).Gadis : Pernah Ndoro rasakan tangan seorang putri seperti ini? (Diam sejenak, gadis jalan menuju ke pintu sebelah kiri, lalu masuk)Orang asing duduk, tangan di kakinya. Masuk ayah dan Ibu. Ayah ini sedang tingginya, umurnya kira-kira 49 tahun. Kuat badannya, rambutnya yang hitam mulai memutih. Dia periang, berwatak keras, tapi lemah menghadapi persoalan.Ibu : “Ini suami saya.” (Orang asing menghampiri Ayah, agak nervous)Orang asing : “Apa Bapak tuan rumah di sini? Apa kabar, Pak? Istri Bapak sangat baik membolehkan aku tidur di sini. Aku tersesat dan kemalaman. Tapi aku sangat beruntung menemukan rumah ini.”Ayah : “Bagaimana Ndoro sampai dalam hutan dengan pakaian seperti itu?”Orang asing : (agak bingung) “Aku kesasar aku coba-coba jalan kaki ke Bumiayu. Hari sangat cerah... aku suka betul jalan kaki dan kebetulan aku mengelilingi kota kecil daerah ini, ada ... urusan .... Ya, urusan pemerintah.”Ayah : “Bumiayu? Ndoro terlalu nyasar dari jalan besar. Ndoro tentunya sangat lelah. Apalagi dengan kopor itu, Ndoro mungkin nanti bisa dirampok.”Orang asing : (membuka kopornya) “Ah, tak banyak isi kopor ini, hanya kertas-kertas saja. (riang) Tetapi banyak bawa uang. (mengeluarkan uang) Lihat banyak uang. Dengan ini saya bisa beli rumah sepuluh kali sebesar ini lengkap dengan isinya. Aku berani bertaruh kalian belum pernah lihat uang begitu banyak di atas meja.” (ia mengeluarkan uang lagi, ketawa histeris dan minum tuaknya)Ayah : (tercengang memandang orang asing) “Tidak, Ndoro memang belum pernah.” (Hening sejenak. Ibu jalan ke dapur)Ibu : “Tidak aman jalan dalam hutan membawa semua itu.”Orang asing : “Tidak ada seorang manusia aku jumpai hari ini. Atau sebuah rumah. Inilah rumah pertama yang aku temui. Aku langsung menuju kemari, dari hutan sebelah barat sana aku gembira melihat ada lampu menyala.”Hening sejenak. Gadis datang lagi diam-diam dan duduk sementara itu orang asing bicara.Orang asing : “Sangat sunyi dan mengerikan di sini; aku kira orang bisa jadi gila karenanya ... mendengar angin bertiup di hutan kayu, menyaksikan malam mendatang, berbulan-bulan begitu. (membalik lihat orang-orang) Aku bilang terus terang, aku mulai tak enak berjalan sendiri di hutan sehari suntuk, di antara pokhon-pohon itu.”Ayah : “Di sebelah sana, di lembah ada beberapa rumah kira-kira tiga menit
132Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program Bahasadari sini. Ndoro tentu tak lewat sana, ya, di sana banyak orang.”Ibu : (menyiapkan makanan lagi) “Dia barangkali memang mau ke sana.”Ayah : “Banyak pekerjaan di ladang-ladang.”Orang asing : ”Tetapi di musim hujan keadaan lebih sukar, bukan?”Ayah : “Ya, musim hujan memang sudah dekat.”Orang asing : ”Saya pikir kalian tentu akan senang sesudah menabung barang sedikit lalu pergi dari sini dan hidup di kota.”Ayah : “Itu akan terjadi bila kambing bandot meneteki anaknya atau bila ada rezeki jatuh dari langit di depan si miskin.”Ibu : ”Pak!!” (memarahi suaminya)Ayah : “Kita hampir tak dapat hidup dari tanah ini.” (pause)Orang asing : “Aduh capek benar aku jalan kaki dalam hutan itu. Baiknya aku tidur saja sudah jauh malam tentunya.”Ayah : “Kira-kira jam delapan lewat.”Orang-orang : (tertawa) “Tentu Bapak tak punya arloji. (diam sejenak kemudian tertawa keras) Tentu tak tahu jam berapa mesti pergi tidur. Akan aku pinjamkan arlojiku utuk semalam. Ya (Jam dikeluarkan dari sakunya). Lihat! Emas betul , emas seluruhnya. Aku akan gantungkan di sana di dinding itu. Aku bertaruh kalian belum pernah lihat arloji emas bergantung di dindingmu, bukan?”Gadis di belakangnya memandang ibu, Ibu pada Gadis, Ayah memandang satu per satu, lalu mengetuk-ngetuk meja (pause)Ibu : (mengangkat lampu) “Boleh saya mengantar Ndoro ke kamar?”Orang asing : ”Tentu, aku benar-benar harus tidur (menengok ke arah arloji) Nah coba lihat (menghampiri Gadis). Selamat malam, Dik.” Gadis : (Gadis berdiri kaku dan membungkuk) “Selamat malam (pada Bapak). Aku takut sebagian besar dari makanan Bapak telah kuhabiskan. Aku minta maaf. Tapi akan kuganti. Kalian tak akan menyesal berbaik budi kepadaku.” (Menghampiri Ayah seperti mau bersalam. Ragu-ragu lalu mengikuti Ibu ke pintu kanan)Ayah : (Pada orang asing) “Ah, makanan orang miskin. Tapi saya senang sebab Ndoro suka (di depan pintu). Kamarnya sangat jelek. Kami tidur sebelah kanan. Ndoro tak usah takut akan terganggu kami.”Gadis berdiri dekat api, ayah duduk makan di ujung mejaAyah : (sambil makan) “Kau selalu bicara tentang laki-laki. Itu ada seorang buat kau. Kenapa kau diam saja. Dia perhatikan kau dan mabuk.”Gadis : (membawa lauk pauk) “Laki-laki lemah, tangannya kaya perempuan, laki-laki jelek begitu.”Ayah : “Kau takut. Kau memang selalu takut.”Gadis : “Dia bukan laki-laki. Dia banci, kecil begitu lemah dan cerewet seperti Bapak.”Ayah mendekati Gadis, tangkap Gadis pada lengannya dengan keras. Sendok di tangan Gadis jatuh ke tanah. Gadis meronta melepaskan tangannya dan pukul tangan Ayah dengan mengeraskan suaranya.Gadis menuju ke depan dan duduk. Ibu datang bawa lampu di meja dan dimatikannya.Ibu : Apa yang kaubawa dari hutan?”Ayah : ”Tidak bawa apa-apa. Hutan terkutuk. Tak ada binatang tak ada burung (semua diam mati, lalu ibu duduk di sebelah ayah) Kita tak punya apa-apa bagaimana jika nanti hujan mulai datang.”Ayah : “Aku lapar. Tak pernah cukup makan di rumah setan ini. Tak bisa kita hidup dari tanah ini.”Ibu : “Telah kuberikan makanan padanya. Aku tahu dia kaya, kita akan dapat
133Bab 8 Kemiskinanpersen dari dia, cukup buat makan delapan hari, mungkin.”Ayah : “Lalu?”Ibu : “Kita sampai sekarang masih bisa hidup.”Ayah : (berdiri marah) “Aku sudah bosan di sini. Aku pergi ke kota. Di sana ada duit. Buat apa aku tinggal di sini cari makan buat kamu berduaan dan aku sendiri. Aku akan pergi sendiri (melihat arloji) Lihat itu. Mengapa dia harus punyai itu, sedang kita mati kelaparan? Kita akan hidup setahun dengan barang itu. Dari mana dia dapat barang itu? Siapa dia sebenarnya? Mengapa dia bicara seperti itu?”Ibu : “Dia mabuk sedikit. Dia orang kaya.”Ayah : “Dia gila kataku. Siapa pernah mendengar orang jalan di hutan karena suka kalau tidak karena gila. Dengan pakaian mentereng, membawa kopor lahi. Tak ada orang yang lihat dia datang kemari. Ibu : “Dia tidak gila, tetapi aneh. Ada yang membikin dia gila. Buat apa dia datang kemari. Uang itu semuanya, caranya dia ngomong. Kaukira semua itu dia punya?”Ibu dan Gadis memandang sebentar, menggerakkan kepalanya.Ibu : “Jika bukan kepunyaannya ....”Ayah : “Dia seperti maling. Lagak lagunya seperti maling. Barangkali dia mencuri. Dia lari, sembunyi, sebab itu dia datang kemari.”Gadis : “Tak seorang pun tahu kalau dia ke sini.”Ibu : “Kalau dia maling, kita akan dapat hadiah melaporkan dia.”Ayah : (mengambil arloji) ”Barang emas ini dan uang itu. Apa haknya barang ini mungkin banyak orang kelaparan karena dia mencuri. Dia kaya karena maling.”Gadis : “Dia kaya, kecil, dan lemah.”Ayah : (bersandar dekat meja) “Aku bekerja, pelihara kamu berdua. Bekerja sekuat tenaga dan aku akan mati kelaparan. Tapi dia maling, dia seorang diri dan dia punya banyak uang. Apa itu akan dibiarkan?”Ibu : ”Pak!!”PauseAyah : (Seperti tak suka dan makin keras) “Kita sama-sama punya hak apa artinya uang buat orang buruan seorang diri, seperti dia.”Ibu : “Hessstt... dia nanti bangun.”Ayah : (kurang keras) “Peduli apa kalau dia dengar.”Gadis : ”Dia tidur nyenyak. Terlalu capek.” (Cahaya lampu berkurang)PauseAyah : “Mengapa kaupandang aku?”Ibu : (memeras tangannya mendekati dapur) “Kita akan kelaparan di musim hujan nanti.”Ayah : (gemetar) “Mengapa kau lihat aku. Apa kalian pikir aku tak mengerti apa yang kalian pikir.”Ibu : “Kau gemetar, Pak. Sampai-sampai mejanya ikut gemetar.”PauseAyah : “Mengapa aku dipandang juga. Aku tak tahu melihat matamu.” (—Pause lebih panjang—)(hampir menangis) “Aku pernah bunuh orang sekali ... sekali dalam perkelahian. Ya, Tuhan, ... aku ... tidak. (Mereka berpandangan, berdiri diam) Aku harus berpikir ... bilang apa-apa ... besok ...”Gadis : “Sekarang.”Ayah : “Dia tamu kita.”Ibu : “Dia maling.” Diam sejenak, Gadis pasang lampu.Ibu : (dengan suara rendah dan cepat) “Dia tidur. Cuma sekali. Ia tidak akan melawan. Kami akan pegang
134Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program Bahasadia. Tak ada orang yang tahu. Kita harus dapatkan uang itu .... Kau pengecut.”Sementara itu Ayah ambil pisau yang terselip di dinding, ambil lampu dari tangan Gadis dengan tak sadar. Dan maju beberapa langkah menuju kamar orang asing. Kedua wanita itu mengikutinya.Ayah : “Aku tak bisa. (maju beberapa langkah menengok ke belakang) Kau kotor. Tunggu di sini. Kau tak boleh sentuh dia. Aku akan bereskan.” (cepat masuk kamar tamu)Gadis berdiri dekat pintu kamar orang asing. Ibu kembali ke dapur. Hening sejenak. Ada suara terdengar tak terang, pelan-pelan Gadis melangkah dekati pintu. Mendadak Ayah menaruh lampu di meja. Duduk lemas pada meja, gemetar. Ibu mendekat. Pause. Ayah menggeleng.Gadis : “Pisaunya bersih.”Ibu : ”Sudah beres?”Ayah : “Aku ... (meringkus) Tidak. Aku rasa mau muntah. Aku tak bisa. Aku tak jadi masuk. Aku bekerja sehari-harian. Aku jadi sakit.“ (batuk dan menggerakkan lehernya)Ibu : “Mesti!”Ayah : “Aku tak bisa ... seperti ini. Tuak. Aku perlu tuak.”Ibu : “Sudah habis diminumnya. Mesti kau melakukannya.” Ayah terhuyung-huyung ke dinding belakang dan mengenakan baju.Ayah : (merogoh kantungnya) “Aku ke warung dulu beli tuak. Aku ada duit sedikit. Aku mesti minum tuak, kalau tidak, tak bisa aku kerjakan itu. Aku akan minum sampai setengah mampus. Ya, Tuhan (tegakkan badannya dan bicara lebih teratur). Jika aku kembali nanti lihatlah aku akan siap tikam siapa saja. Aku sekarang capek dan sakit. Aku tak bisa bunuh orang kalau kerongkonganku kering dan merasa sakit. Aku telah bekerja sehari suntuk. (membuka pintu) aku akan segera kembali. Aku bersumpah, akan aku bunuh dia.” (keluar)Latihan 1Setelah membaca teks drama “Orang Asing”, buatlah kelompok kecil di dalam kelas Anda. Tugas kelompok Anda adalah:1. Cobalah diskusikan drama tersebut berdasarkan unsur-unsurnya:1) tema2) latar3) pelaku dan perwatakan4) dialog dan perilaku5) alur cerita6) konflik7) sudut pandang8) pesan2. Ceritakan isi drama di muka kelas sebagai hasil diskusi Anda!3. Apabila Anda mementaskan drama di atas, diskusikan bagaimana hal-hal berikut:1) bentuk pementasan,2) dialog/dialek,3) kostum4) adat, dan5) setting panggung
135Bab 8 KemiskinanPada pembelajaran sebelumnya Anda sudah belajar menentukan unsur-unsur pembangun teks drama. Mudah-mudahan Anda sudah memahaminya. Dengan begitu, Anda pasti tidak akan mengalami kesulitan dalam pelajaran ini. Pada pelajaran ini Anda akan diminta untuk menganalisis pementasan drama berkaitan dengan isi, tema, dan pesan. Untuk itu, kerjakanlah latihan berikut ini!B. Menganalisis Isi, Tema, dan Pesan DramaTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan menganalisis pementasan drama berkaitan dengan isi, tema, dan pesan.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat menentukan isi, tema, dan pesan drama yang dipentaskan.Latihan 21. Buatlah kelompok yang terdiri dari tiga orang atau lebih!2. Carilah sebuah naskah drama atau bisa juga membuat naskah drama sendiri! Jika kelompok Anda membuat naskah, buatlah sebuah naskah drama satu babak dengan jumlah tokoh disesuaikan dengan jumlah anggota kelompok! Misalnya anggota kelompok berjumlah 3 orang, maka tokoh drama pun harus tiga orang, agar setiap siswa memerankan satu tokoh.3. Perankanlah naskah drama tersebut secara bergiliran!4. Ketika kelompok lain sedang tampil, Anda (sebagai penonton) bertugas menganalisis pementasan drama tersebut berkaitan dengan isi, tema dan pesannya! Buatlah hasil analisis dalam format seperti berikut ini!NoNama KelompokJudul Drama Yang diperankanAspek yang DianalisisCatatan/komentarIsi TemaPesanLatihan 3Tontonlah sebuah pementasan drama di gedung pertunjukan dan lain-lain, kemudian buatlah analisis pementasan drama yang Anda tonton berkaitan dengan isi, tema dan pesannya!
136Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program BahasaPada kesempatan kali ini kita akan belajar bersama mengupas debat. Debat merupakan salah satu cara untuk menyelaraskan perbedaan pendapat atau pandangan yang muncul dalam diskusi. Proses komunikasi dalam menyampaikan argumentasi yang menuntut semua pihak (anggota diskusi) mempertahankan pendapat masing-masing disebut debat. Setiap pihak yang berdebat akan mengajukan argumentasi dengan memberikan alasan tertentu agar pihak lawan atau peserta menjadi yakin dan perpihak serta setuju atas pendapat-pendapatnya.Nah, bagaimana kira-kira situasi berdebat dalam sebuah forum perdebatan?Sebelum berdebat, peserta harus mempersiapkan materi dan argumentasi yang tersusun baik dengan referensi yang memadai. Dalam debat, pemimpin atau moderator berhak menentukan apakah anggota kelompok (khalayak) dapat bertanya kepada peserta debat (pembicara) atau tidak. Selain itu, pemimpin debat juga harus menentukan terlebih dahulu masalah yang mengundang perdebatan. Kemudian, panitia menyiapkan dua kelompok yang bersedia atau tertarik memperdebatkan masalah yang sudah ditentukan. Misalnya, kelompok A sebagai kelompok yang menyetujui masalah dan kelompok B sebagai kelompok yang tidak menyetujui masalah tersebut.Sebagai narator, guru hendaknya terlebih dahulu menjelaskan tata cara debat sebagai berikut.1) Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan ± 4 menit untuk mengajukan pendapat dan alasannya menyetujui masalah yang akan diperdebatkan.2) Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan selama ± 4 menit untuk mengutarakan pendiriannya yang menolak masalah yang akan diperdebatkan.3) Pembicara 2 dari kelompok A diberi kesempatan ± 4 menit untuk menambah alasan-alasan yang mendukung pendirian kelompoknya.4) Pembicara 2 dari kelompok B diberi kesempatan selama ± 4 menit untuk memperjelas dan menambah alasan-alasan penolakan masalah yang akna diperdebatkan.5) Pembicara 1 dari kelompok B diberi kesempatan untuk menanggapi pendapat kelompok A. Sifat pembicaraannya menangkis apa yang diutarakan kelompok A. Kelemahan-kelemahan dan alasan kelompok A diserang. Sementara itu, pembicara akan lebih menunjukkan alasan-alasan penolakna masalah yang akan diperdebatkan. Kelompok penyanggah (B) yang diwakili pembicara ini harus berusaha memengaruhi khalayak supaya berpihak pada kelompoknya. Kesempatan yang diberikan kepada pembicara 1 dari kelompok B ini adalah ± 4 menit.6) Pembicara 1 dari kelompok A diberi kesempatan untuk menangkis alasan-alasan yang diutarakan kelompok B dengan alasan-alasan dan bukti yang kuat. Waktu yang diberikan kepada pembicara 1 dari kelompok A ini adalah ± menit.C. Mengidentifikasi Argumen dalam BerdebatTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan mengidentifikasi argumen dalam berdebat.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat mengidentifikasi argumen yang logis dan tidak logis dalam mempertahankan pendapat ketika berdebat
137Bab 8 Kemiskinan7) Kesempatan ± 4 menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok B digunakan untuk membuat simpulan dan sekaligus menolak serta menandaskan alasan-alasan kelompoknya.8) Kesempatan ± 4 menit terakhir bagi pembicara 2 dari kelompok A digunakan untuk menangkis, menambah alasan, menunjukkan kelemahan lawan, membuat simpulan, dan menunjukkan bahwa pendirian kelompoknya adalah benar.Latihan 31. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 4–5 orang!2. Pilihlah topik yang aktual untuk diper-debatkan!3. Rancanglah kegiatan (pilih salah satu) debat atau musyawarah!4. Simulasikanlah hasil kerja kelompok Anda dengan hasil kelompok lain!D. Membaca EkstensifTujuan PembelajaranPada subbab ini, Anda akan menceritakan kembali isi berbagai ragam teks bacaan dengan membaca ekstensif.Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan mampu (1) membaca ekstensif dan (2) menceritakan kembali kembali isi berbagai ragam teks bacaan dengan membaca ekstensif.Membaca dan membaca! Pada pembelajaran ini kita akan belajar membaca. Sebagai seorang terpelajar, Anda tentu gemar membaca. Bahkan membaca pasti merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi Anda, bukan? Karena itu, Anda pasti senang mempelajari subbab ini. Selamat membaca!Membaca ekstensif berarti membaca luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga membaca secara efisien terlaksana. Nah, sekarang bacalah wacana berjudul “Berkutat dengan Angka Kemiskinan” di bawah ini dengan cara membaca ekstensif.Berkutat dengan Angka KemiskinanAda tiga faktor yang bisa menyebabkan keterpurukan ekonomi atau menyebabkan target-target pertumbuhan ekonomi tidak tercapai. Pertama, faktor eksternal, berupa memburuknya ekonomi global/dunia. Ini bisa terjadi antara lain karena kenaikkan harga minyak yang tinggi, guncangan bursa saham, dan pasar uang dunia serta masalah keamanan dunia. Untuk yang terakhir ini, adalah belum tercapainya penyelesaian Iran dan kawasan Timur Tengah lainnya, yang pada ujungnya bisa menyebabkan harga minyak melompat di pasar dunia.Kedua, faktor internal, terutamaakibat krisis politik seperti yang dialami pada tahun 1997 dan berimbas sampai sekarang. Akibatnya, krisis kepercayaan merosot tajam, sejumlah perusahaan bangkrut, angka pengangguran naik dan pada akhirnya juga menambah jumlah angka kemiskinan.Faktor ketiga adalah gempa bumi. Yang terakhir ini adalah faktor yang sangat sulit diperkirakan. Sebab, datangnya bisa sewaktu-waktu dan kapan saja. Presiden SBY ketika menyampaikan nota keuangan tersebut juga telah menyinggung akan kemungkinan-
138Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program Bahasakemungkinan buruk yang bisa terjadi dan dapat berimbas kepada perekonomian nasionbal.RAPBN 2008 memaparkan sejumlah harapan. Namun, tidak dipungkiri pula bahwaangka-angka yang disodorkan penuh dengan risiko yang menyebabkan banyaknya kalangan yang pesimistis. Pemerintah menyodorkan rencana menaikkan gaji pokok PNS, TNI, dan Polri sebesar 20 persen. Harapannya, tentu daya beli mereka bisa terdongkrak, yang pada akhirnya diharapkan bisa berimbas pada masyarakat lainnya.Namun, apakah dengan menaikkan gaji sebesar itu akan terasa manfaatnya oleh mereka? Apalagi bagi masyarakat lainnya yang berpenghasilan tetap, apalagi yang tidak berpenghasilan tetap. Sebab, biasanya kenaikan tersebut belum terealisasi, namun harga di pasaran sudah terlebih dulu naik sebesar itu pula. Ketika gaji tersebut benar-benar diputuskan naik, biasanya harga kebutuhan masyarakat pun naik lagi. Hitung-hitungannya, ketika gaji PNS, TNI, dan Polri pada Januari 2008 nanti naik, harga kebutuhan pokok masyarakat akan mengalami kenaikan antara 20 – 30 persen suatu angka yang sangat memberatkan masyarakat.**Ada dua sasaran pokok yang ingin dicapai melalui penetapan pertumbuhan sebesar 6,8 persen itu. Pertama, mengurangi angka pengangguran. Kedua, mengurangi angka kemiskinan. Dua masalah krusial ini memiliki keterkaitan yang sangat, bagaikan dua sisi mata uang. Jika pengangguran bertambah, maka kemiskinan pun bertambah. Demikian sebaliknya. Kini angka pengangguran dan kemiskinan merupakan momok yang dihadapi dalam tahun 2008 mendatang.Optimisme pencapaian sasaran pertumbuhan yang tinggi itu diharapkan dapat menurunkan tingkat pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan investasi yang lebih banyak serta meningkatnya volume dan nilai ekspor. Meningkatnya ini diharapkan mampu menurunkan tingkat pengangguran antara 8 sampai 9 persen, dari angka sebelumnya 10,7 persen sasaran 2007.Akan tetapi, pertanyaannya, apakah semudah itu menurunkan angka pengangguran? Akan semudah itu kita menarik investor asing masuk ke Indonesia, mengingat masih banyak persoalan investasi dalam negeri yang belum terselesaikan. Faktor keamanan, perselisihan buruh dan pungutan liar yang berbau premanisme, merupakan faktor-faktor yang menakutkan investor hingga sekarang. Bayang-bayang kurang menggembirakannya investor asing masuk ke Indonesia juga mengingat tahun 2008 merupakan masa-masa awal pertarungan politik menjelang Pemilu 2009. Ini semua diperkirakan bisa menyulitkan pencapaian target yang diharapkan. Kalau seperti itu keadaannya, apakah tahun 2008 bisa dikatakan sebagai tahun penurunan pengangguran? Bukankah tiap tahun jumlah pengangguran, baik pengangguran terbuka maupun terselubung terus bertambah.Bagaimana dengan kemiskinan? Pemerintah ternyata berencana menetapkan tingkat kemiskinan pada kisaran 16,8 persen dari total penduduk Indonesia pada tahun 2008, dari 17 persen dalam tahun 2007 ini. Untuk mencapai itu, pemerintah pun berencana membuat kebijakan dan program-program yang dapat secara langsung menyentuh masyarakat lapisan bawah. Penetapan tingkat kemiskinan pada angka tersebut tidak hanya diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, melainkan juga memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat miskin ke berbagai sarana pelayanan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, dan sebagainya (Mangarahon/”PR”)***(Sumber: Pikiran Rakyat, 20 Agustus 2007; 19)Latihan 51. Catatlah gagasan utama paragraf-paragraf yang terdapat dalam teks “Berkutat dengan Angka Kemiskinan” di atas!2. Buatlah ringkasan teks tersebut dengan menggunakan kalimat yang efektif!3. Bagaimana tanggapan Anda terhadap isi teks tersebut?4. Ceritakan kembali isi teks tersebut secara lisan dengan suara nyaring dan jelas di depan kelas!
139Bab 8 KemiskinanLatihan 6Kerjakan secara berkelompok. Satu kelompok maksimal tiga orang. Setelah itu lakukan kegiatan-kegiatan di bawah ini!1. Carilah (boleh pinjam ke perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum atau dari teman) sebuah buku cerita remaja! Bentuknya bisa berupa dongeng atau novel, tapi jangan cerpen atau buku komik!2. Bacalah buku cerita tersebut secara bergantian oleh seluruh anggota kelompok beberapa kali!3. Kemudian secara bersama-sama ringkaslah cerita tersebut!4. Berilah komentar terhadap isi cerita yang Anda baca tersebut!5. Lengkapi tugas ringkasan Anda dengan menyertakan fotokopi bagian sampul dari buku tersebut serta identitas bukunya (judul, nama pengarang, nama penerbut, dan tahun terbitnya)!6. Ceritakan kembali cerita yang telah Anda
Copyright © Ibu Im 2021